Author : Giant Pearl
Lagi-lagi aku
tidak bisa membuat tulang pipiku turun. Pipiku memanas dan mataku tidak bisa
mengedip sama sekali. Aku merasa ada banyak kupu-kupu bertebangan di perutku
membuatku geli. Aku tidak bisa menarik ujung bibirku kembali normal, selalu
tertarik berlawanan. Syaraf-syaraf otak kananku bekerja sangat kompak, menidurkan
syaraf kerja otak kiriku. Otak kananku mengkhayal dengan sangat optimal. Aku
ingin berteriak bahagia, ketika aku tak sengaja melihat Pangeranku.
Dia berjalan
lurus (sepertinya menuju kantin kampus) dengan menapakkan kaki kanan dan
kirinya secara bergantian, memasukkan tangan kirinya di kantong celana kirinya.
Tangan kanannya memainkan benda elektronik berbentuk kotak. Dia berjalan
mendahului teman-temannya, tanpa memperdulikan teman-temannya itu. Ketika itu ia
(hanya)melewatiku yang sedang duduk di pinggiran koridor kelas, aku menutup
wajah burukku dengan buku kumpulan puisi Chairil Anwar. Walaupun aku tidak
punya kesempatan jika wajahku akan dilihat pangeranku. Aku tahu realitas, itu
tidak mungkin terjadi. Toh, dia tidak mengenalku.
Wajahnya ku
ingat sangat mendetail. Bentuk mata elang keturunan Indo-Chinanya yang penuh
kemanisan, hidung mancung-sedikit besar miliknya, bentuk alisnya yang agak
tebal, tulang pipinya yang tinggi sedikit tirus, wajah bulatnya yang di akhiri
dengan dagunya yang sedikit terbelah. Dan ketika tersenyum muncullah wajah
malaikat yang tampan, dengan eyesmile yang ia punya.
Wajahnya,
suaranya yang selalu muncul di benakku, dan kenyataannya bahwa sekarang ia
semakin tampan, membuatku semakin tergila-gila padanya. Kalian tahu? Aku merasa
sangat bahagia mempunyai perasaan ini. Sangat bahagia.
Memang,
kenyataannya aku dan dia sangat jauh. Bagiku dia bak bintang yang bersinar dari
bintang yang lain. Kehadirannya membuatku sangat bahagia. Aku tidak punya
keberanian khusus untuk mendekatinya. Aku juga tidak punya ketertarikan khusus
untuk bisa membuatnya jatuh cinta padaku. Bisa kalian garis bawahi, aku tahu diri.
Tapi aku merasa
sangat geer ketika bertemu tak sengaja, atau ketika kami bertatap mata (bisa
kuhitung dengan jari tanganku), atau ketika aku dan dia berada di sebuah tempat
yang sama, rasanya aku merasa jarak di antara kami semakin dekat dan semakin
menghilang. Maksudku kami menjadi semakin dekat. Speedometer rasa cintaku
kepadanya dalam keadaan kecepatan maksimum, bahkan bisa mendekati kecepatan
cahaya, begitu maksimal.
Dan ketika itu
entah kenapa di dalam hatiku terdalam rasa ini rasa sayang terpendam ini terus
menerus meluap-luap. Mengembang sangat besar, bahkan melebihi ukuran bumi.
Aku gila. Aku
tidak bisa membedakan kejadian itu apakah hanya sebuah kebetulan atau
benar-benar sebuah keberuntungan. Aku jadi ingin mengetahuinya.
Dia adalah cinta
pertamaku di SMA dulu (bahkan sampai sekarang). Dan sekarang secara ajaib aku
dan dia berada di tempat kuliah yang sama juga. Ahaha tidak. Tidak secara
ajaib, toh kenyataannya aku yang mengikutinya. Memang dalam kehidupan setiap
manusia yang pernah hidup di dunia ini pasti pernah berkali-kali jatuh cinta
kepada orang yang lain. Beda denganku yang berulang kali jatuh cinta pada orang
yang sama. Dan menurutku cinta inilah cinta yang takkan terlupa. Aku merasa
sangat beruntung. Bahagia seperti berenang dilautan madu berkilau emas.
Ketika aku
merasakan perasaan yang begitu membahagiakan ini, aku begitu ingin menyentuhnya
dan aku ingin memeluknya, tentu saja itu kepada Pangeranku. Aku ingin
menghabiskan waktu dengannya, menceritakan dan mendengarkan hal konyol
masing-masing, tertawa bersama, memeluk satu sama lain. Uhh membayangkannya
saja membuat darahku mengalir sangat deras.
Kalian tahu? Aku
tahu bersama dengan Pangeranku itu hanyalah angan-anganku semata, tapi aku
sangat menyukainya. Menyukai bahwa kenyataannya aku tidak mungkin bersatu
dengannya. Tapi entah kenapa angan-angan di dalam kepalaku menjadi semakin
besar, dan aku sangat menyadari ini hanyalah imajinasiku belaka.
Mungkin di suatu
saat nanti, ketika kesempatan dan waktu itu tiba, aku akan mencoba jujur kepada
diriku sendiri untuk berdiri di depannya, menatap matanya, dan mengatakan bahwa
– Aku suka kamu, sungguh – benar-benar dari lubuk hatiku. Tapi lebih
baik aku mengurungkan niat konyolku itu. Bagaimana aku bisa melakukannya
apabila angin yang berhembus saja tidak mengijinkannya. Apa Tuhan juga akan
mengijinkan aku untuk berkata jujur tentang perasaanku pada pangeranku? Kurasa
tidak.
Tapi aku begitu
sangat ingin menyatakan perasaanku yang tidak biasa ini kepadanya. Perasaanku
yang tidak bisa ku kontrol dengan pikiranku. Perasaanku yang selalu diluar
batas kendaliku. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, membiarkan perasaan
ini lepas setelah begitu lama terpendam mendarah daging di hatiku.
Aku selalu
menghabiskan waktu dengan tidak melakukan apa-apa. Hal-hal konyol yang tiap
hari aku lakukan hanyalah berangan-angan. Berkhayal jika suatu saat nanti aku
punya kesempatan untuk menghabiskan waktuku dengan melakukan hal-hal yang lebih
baik dengannya (berkencan, contohnya). Aku selalu menghabiskan kinerja otak
kananku dengan keras, tentu saja tentang pangeranku.
Aku tidak terima
kenyataan yang telah ada di depan mata. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku
sedang dalam keadaan jatuh cinta kepadanya. Namun ketika aku bertanya padanya
dapatkah ia melihat isi hatiku, dia tidak bisa mendengar suaraku.
Tuhan, aku sudah
begitu lama menunggu dia akan datang kepadaku. Aku selalu menyalahkan diriku
yang pengecut ini yang tidak bisa membuatnya jatuh cinta kepadaku. Dan aku juga
pusing memikirkan ia yang selalu ada di dalam kepalaku. Aku tidak bisa membuat
alasan apapun, dan aku juga tidak ingin menangis tentang semua realitas ini.
Dan ketika aku memikirkan semua alasan-alasan sinting itu, membuatku menjadi
pengidap insomnia.
Apa saat ini
adalah saat dimana aku harus mengakhiri cintaku yang suci dan luar biasa ini? Aku
tidak ingin memikirkan hal itu tapi melihat kenyataannya bahwa dia bukan
jalanku, aakh hatiku perih ketika otakku mengintruksikan untuk merelakan
realitas ini. Perasaanku kepada pangeranku tidak mungkin terbalas.
Sudahlah, toh
aku yakin suatu saat nanti, aku akan jatuh cinta lagi. Dan ketika saat itu aku
datang, semoga perasaanku terbalas, dan aku akan berdoa sambil memejamkan
mataku.
NP:
Kata-kata di atas terinspirasi dari lagu Heavy Rotation - AKB48, Sleepless Night - Crush dan komik dari Kyomaschi Hisa. Digaris bawahi semua nya adalah pernyataan cinta tak berbalas. Bonus piku-piku unexpection love
Sumber gambar : pastinya dari google :)
"I can't stop this Love for now" - Me
Komentar
Posting Komentar
Upayakan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, terimakasih