NASKAH DRAMA : BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

 

Hai...

Hai...

Hai...

Alhamdulillah, masih bisa up postingan di blogger ini. Semoga tulisan ini banyak yang visit yaa...

Dan bagi para pembaca setia blog ini harap di up tulisan-tulisan yang ada disini agar teman-teman ataupun saudara-saudara kalian bisa tahu tentang ke-eksis-an blog ini.

Postingan kali ini saya ingin membagikan tulisan dialog naskah drama yang pada jaman dahulu saya perankan saat SMA, yaitu cerita legendaris Bawang Putih dan Bawang Merah.

Siapa sih yang tidak mengetahui cerita legendaris ini?

Di cerita karya saya dan teman-teman waktu SMA ini agak sedikit berbeda, cerita disini disertai bumbu-bumbu penyedap yang membuat cerita ini menarik.

Disini saya juga menulis sesuai format penulisan naskah drama yang baik yaitu meliputi, judul, poster, peran dan karakter, pesan moral, dan lain sebagainya.

Daripada lama-lama yuk boleh dilihat naskah drama nya.


JUDUL NASKAH : 
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

 

SUSUNAN KEPANITIAAN

 

Penanggung Jawab        : Beltri Sinuhaji

Sutradara                        :  Novi Indah Lestari

Penulis Naskah                :  Rachmah Setya Utami
                                       Ina Nurcahyani

Narator                         :  Mima Utami Rahayu

                                      Nida Muchlisona

Seksi Dekorasi & Audio    :  Bernike Risma

                                      Mutiara Dwiarum

Seksi Kostum & Penari    :  Dini Rahmasari

                                    Devi Nurdiyani

 

KARAKTER – PERAN

 

No

Nama

Peran

Karakter

Point

1

Devi Nurdiyani

Sebagai

Bawang Putih

Gadis yang polos dan lugu

 

2

Rachma Setya Utami

Sebagai

Bawang Merah

Gadis yang manja yang selalu iri kepada Bawang Putih

 

3

Novi Indah Lestari

Sebagai

Ibu Bawang Merah

Ibu yang jahat dan serakah yang menginginkan harta

 

4

Mutiara Dwiarum

Sebagai  Peri

Peri yang baik hati untuk membantu Bawang Putih dan Pangeran

 

5

Ina Nurcahyani

Sebagai Nenek

Baik dan peka terhadap orang lain

 

6

Bernike Risma

Sebagai  Pangeran

Orang yang percaya diri tinggi, suka penasaran

 

7

Dini Rahmsari

Sebagai

Bawang Bombay

Orang licik, dan bermuka dua

 

8

Mima Utami Rahayu

Sebagai

Ibu Daun Bawang

Penyayang, ramah, dan sabar

 

9

Nida Muchlisona

Sebagai

Cabe Baik

Setia kawan

 

 

SINOPSIS CERITA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

              Disuatu desa ada sebuah keluarga, yaitu keluarga Bawang, Ayah Bawang Goreng, Ibu Bawang Daun dan anaknya yang baik yang bernama Bawang Putih.

       Suatu hari       Ibu Bawang Daun diracuni oleh Ibu Bawang sehingga meninggal. Dan Ayah Bawang Putih pun diracuni oleh Ibu Bawang. Mereka melakukan itu agar dapat menguasai hartanya

       Suatu ketika Bawang Putih mencuci baju Ibu Tirinya dan di hanyutkan oleh Bawang Bombay. Dia menemukan bajunya ditangan seorang nenek dan Bawang Putih pun diberi sebuah labu emas. Dan setelah Bawang Merah tau bahwa labunya berwarna emas. Bawang Merah pun menginginkan itu. Dan melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih.

       Dan Peri pun membantu Pangeran untuk mencari si Gadis Labu yang ternyata Bawang Putih. Dan saat mereka bertemu mereka bersahabat dan hidup bahagia.

 

DIALOG

BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

 

*Jaman dahulu kala, di sebuah desa yang bernama desa “BUMBU” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan Bawang putih.

 

BABAK I

 

Ayah Bawang   : Bu , nak , Ayah pamit kerja ya. Hati – hati di rumah.

Ibu Daun Bawang       : iya hati – hati di jalan. Nanti bawang putih mengantarkan makan siang untukmu

ke pasar.

Bawang putih  : semoga jualan ayah laku ya.

 

Ayah bawang pun pergi ke pasar untuk berdagang di toko besarnya.

 

Bawang putih  : bu, bawang putih pergi ke sungai dulu ya bu

Ibu daun bawang       :  ya hati – hati ya nak.

 

Bawang putih pun pergi ke sungai untuk mencuci.Di balik pohon bawang merah dan ibunya pun tersenyum jahat.

 

BABAK II

 

Ibu bawang merah: Ini saatnya kita menjalankan rencana.

Bawang merah           : ya benar bu ! ayo cepat selagi,Ibu bawang Putih lagi sendiri tuh!

Ibu bawang merah: selamat pagi bu. Sendirian aja nih?

Ibu bawang Daun       : eh ibu~ iya nih. Kenapa bu?

Bawang merah : ini bi, kami bawakan nasi goreng yang sangat enak!

Ibu bawang merah: iya bu. Habiskan ya, saya khusus membuatkannya untuk ibu.

Ibu bawang Daun  : wah~ sepertinya enak sekali. Terima kasih ya.Saya pasti menghabiskannya.

Ayo makan bersama~

Bawang merah           : ah bi, kami sudah makan. Lebih baik bibi saja.

Ibu bawang merah: kita pulang dulu ya. Permisi...

Ibu Bawang Daun   : Terima kasih ya.

 

*Ibu bawang daun pun memakan nasigoreng itu

 

Ibu bawang merah : HAHAHAHAHA rasain kamu ! sebentar lagi suamimu akan menikahkanku !

hartanya akan menjadi milikku!

Bawang merah : rasain! Dan ini kesempatanku untuk menyiksa bawang putih!

 

*Pada saat itu juga Ibu bawang daun tewas di tempat. Melihat  Bawang Putih dan Ayah Bawang Goreng yang baru datang dan langsung berlari menuju Ibunya, Ibu Bawang dan Bawang Merah pun bersembunyi

 

Bawang putih  : Ibu !!!! IBU !!! IBUUUUUUUUUUUUUUU!!! Bangun!!!

Ayah Bawang   : Ada apa ini? Hah?! Istriku... istriku

Bawang Putih  : Ayah... Ibu Yah.. Ibu... huhuhu.. Bangun Bu...

 

*Setelah ibu bawang daun meninggal, Ibu Bawang dan Bawang Merah berpura-pura menangisi kematian Ibu Bawang Daun

 

Ibu Bawang     : Aduhhh, kasihan sekali kamu Bawang Putih, saya turut berduka cita ya Sayang.... huhuhuhu

Bawang Merah : Iya, saudaraku... Sabar ya.... huhuhuhu

         

*Setelah rencana Ibu Bawang dan Bawang Merah berhasil, mereka berdua membujuk Bawang Putih dan Ayah Bawang Goreng untuk menikah dengan Ibu Bawang. Karena dengan kebohongannya yang cerdik, Bawang Merah dan Ibu Bawang berhasil menikah dengan Ayah Bawang Putih

 

Ayah bawang   : saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat

bumbu dapur di bayar tunai.

Penghulu        : bagaimana saksi ? sah??

Saksi             : saaaaaah~ alhamdulilah.

 

Beberapa hari kemudian..

 

BABAK III

 

Ibu bawang Merah: bawang merah, cepat bersihkan lantai ini sampai benar bersih, ya nak..

Bawang merah : ya!

Bawang putih  : biar aku bantu ya..

Bawang merah : tidak usah!

Ibu bawang merah: sudah sudah, bawang putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan ayah.

Ayah bawang   : ah~ aku harus pergi ke pasar.

Ibu bawang merah: hmmm~ sebaiknya minum teh dulu.

Bawang merah : Ayo cepet kita ke sungai!

Bawang putih  : untuk apa ?

Bawang merah : Sudah ayo ikut aku !!

 

*Bawang putih dan bawang merah pun pergi ke sungai lalu ayah bawang meminum teh itu dan mati di tempat.Ternyata teh yang diberi oleh ibu bawang merah telah diberi racun sehingga ayah bawang langsung mati. Ibu bawang ingin menguasai harta dari ayah bawang sendirian.

 

Ibu bawang     : RASAIN KAU !! sekarang semuanya menjadi milikku ! haha.

 

*Sepulangnya bawang putih dan bawang merah dari sungai bawang putih terkejut karena ayahnya sudah terbujur kaku di rumahnya.

 

Bawang putih  : AYAAAAAAAAAAAH !!! ayah bangun – bangun !!

Bawang merah : Ayahh.... huhuhuhu

Peri               : Kasihan sekali bawang putih... lihat saja. Kelak akan ada bencana yang

menghampiri bawang merah dan ibunya. Kaerna semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal. *triiiing.

 

*Setelah ayah bawang putih meninggal, bawang putih selalu di di bentak-bentak  di rumahnya sendiri.

 

Ibu bawang     : heh heh ! tuh masih ada yang kotor ! yang bener doong !!!!

Bawang merah : kalo nyapuu itu harus sampai bersih. (sambil terus menjatuhkan tisu tisu di lantai)

Bawang putih  : bawang merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau terus mengotorinya

seperti ini.

Ibu bawang     : hey sudah! Kau jangan bicara kerjakan saja yang benar!

Bawang merah : dan jangan lupa cucikan semua bajuku ! nih! (sambil melempar baju ke

Bawang Putih)

Ibu Bawang     : sudah yuk nak, kita jalan-jalan saja...

Bawang Merah : Ayo bu.... dha-dha Bawang Putih.. (melambai dengan senyuman jahat)

 

*Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan – jalan ke pasar sedangkan bawang putih harus membereskan pekerjaan rumah.

 

BABAK IV

 

*Saat di sungai bawang putih dan cabe bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay adalah teman baik bawang merah.

 

Bawang putih  : apa kabar bawang bombay ?

Bawang Bombay         : tadinya baik. Karna ada kau jadi buruk !

Cabe baik       : biasa aja deh ! bawang putih kan nanya baik – baik !

Bawang Bombay         : diem deh kamu ! heh bawang putih, itu baju milik ibu tirimu ya ?

Bawang putih  : iya memangnya kenapa ?

Bawang Bombay         : pinjam dong.

Bawang putih  : untuk apa ?

Bawang Bombay         : untuk di hanyutkan. (menghanyutkan baju milik ibu bawang )

Cabe baik       : hey kau !! apa salah bawang putih !!

Bawang putih  : kenapa kau melakukannya ? cabe baik bantu aku mengejar baju hanyut itu.

Bawang Bombay         : maaf ya bawang putih yang malang. Ini kulakukan agar kau dimarahi oleh ibu

bawang. HAHAHAHAHAHA

 

*Bawang putih dan cabe baik pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana.

 

Cabe baik       : kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu.

Bawang putih  : bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku.

Cabe baik       : sudahlah lebih baik kita pulang dulu.

 

*Bawang Putih pun masih terus mencari baju itu, tetapi hari semakin malam. Bawang Putih pun memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. Ibunya pun heran karena Bawang Putih tidak membawa pakaian

 

Ibu bawang     : Heh! Dari mana saja kamu? Sudah larut bergini. Hmm... mana bajunya?

Bawang Putih  : Ba.. ba..bajunya..bajunya hanyut, bu....

Ibu bawang     : Apa?! DASAR ANAK CEROBOH !!

Bawang putih  : ma..ma..maafkan saya buu...

Bawang merah : maaf maaf ! cari baju itu sampai ketemu !!

Ibu bawang     : heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN !!

 

*Dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu sampai larut malam.

 

Bawang putih  : bagaimana ini, sudah larut, tapi baju itu belum di temukan.

Peri               : Heii.... Bawang Putih~~

 

*Bawang Putih yang kaget dengan suara yang memanggil namanya. Dan mencari sumber suara itu

Bawang putih  : suara siapa itu ?

Peri               : Heiii.. bawang putih... aku disini...

Bawang Putih  : siapa kau? penyihir ? Hi…seram

Peri               : Bawang putih... aku adalah peri... juga temanmu...

Bawang putih  : benarkah kau seorang peri? Serius?

Peri               : Beneran! Percaya deh... Aku akan membantumu untuk menemukan bajumu yang

hanyut.

Bawang Putih  : Jadi apa yang harus aku lakukan agar bisa menemukan baju ibu tiriku?

Peri               : Nah... kalau begitu pergilah kau kesebuah hutan temui seorang nenek

yang rumahnya berada di tepi sungai.

 

*Bawang putih dan peri pun segera pergi ke hutan dan menemukan sebuah rumah tua yang berada di tepi sungai

 

Bawang putih  : peri~ disinikah rumah nenek itu?

Peri               : cobalah masuk...ketuklah pintunya…berjuanglah Bawang Putih... *tringg*

 

*bawang putih pun mengetuk pintu rumah nenek itu…

 

Nenek           : siapakah kamu,,yang mengetuk pintu rumah saya…???

Bawang putih  : saya adalah bawang putih ,,apakah nenek melihat baju yang hanyut di tepi

sungai ini????

Nenek           : OHH.baju itu.. iyah tadi aku mengambilnya dari tepi sungai..

Bawang putih  : boleh kah aku membawa pulang kembali baju itu????

Nenek           : boleh ..namun dengan syarat kau harus membersihkanrumahku hingga bersih

 

*Mendengar perkataan nenek itu,, bawang putih pun berpikir sejenak dan akhirnya memutuskan ..SESUATU….`       

 

Bawang putih  : Baikah,,aku mau membersihkan rumah mu,nek..

 

*karena melihat kesungguhan hati bawang putih, nenek itu berpikir untuk memberikan sebuah hadiah…

 

Bawang putih  : nek ,, aku sudah selesai membersihkan rumah mu..

boleh aku membawa baju itu,..

Nenek           : baiklah… karena keikhlasan hatimu..aku akan memberikan sesuatu untukmu.

[menunjukan dua buah labu] Pilihlah nak manakah yang mau kau ambil.

 

Bawang putih  : Aku memilih yang ini saja nek.... (mengambil Labu yang kecil)Aku pulang dulu ya

Nek, Nenek baik-baik dirumah...

 

*bawang putih segera berpamitan kepada nenek,ia pun segera pulang. Dalam perjalanan pulang ia melewati hutan yang gelap,karena hutan terlalu gelap,ia bertabrakan dengan seorang pemuda yang sedang memanah hingga labunya terjatuh

 

Pangeran        : aduhh….sakit tahu !

Bawang putih : ma..ma..maaf-maaf..

 

*ternyata bawang putih menabrak seorang  pangeran

 

Pangeran        : uhhhh,hey punya mata tuh dipake! Jadi kotor deh ! (Membersihkan pakaiannya).

Memangnya sedang apa sih kau di tengah hutan seperti ini?

Bawang putih  : maaf tuan. Tadi saya buru-buru...

Pangeran        : (mengambil labu yang ada di tanah)...hmmm ini punyamu...

Bawang putih  : .....

Pangeran        : kau ini... dengar tidak sih aku ngomong?

 

*tiba-tiba Bawang Putih merebut labunya yang ada di tangan pangeran, lalu pergi tanpa sepatah kata pun

 

Pangeran        : heeeyy!!! Tunggu kau!!!..aduh kakiku..

 

*bawang putih pun segera bergegas meninggalkan pangeran. Pangeran mengikutinya, namun karena Bawang putih berlari dengan cepat ia pun kehilangan jejaknya.

 

BABAK V

*bawang putih sampai dirumah,sesampainya dirumah ia langsung menemui ibunya untuk memberikan bajunya

 

Bawang putih  : maaf bu saya terlambat... ini bajunya bu

Ibu Bawang     : hey,kau dasar lamban, menemukan baju saja lama sekali

Bawang merah : hey, apa yang kau bawa itu? sebuah labu?

bawang putih  : ya,ini pemberian nenek di tepi sungai

bawang merah : WOW! Ibu..ibu lihat ini labu emas cantik sekali

ibu bawang     : benar! Darimana kau mendapatkannya,hah? Beritahu kami!

Sini biar Ibu lihat (merebut labu emas dari tangan Bawang Putih)

Bawang putih : saya dari seorang nenek di tepi sungai dekat hutan...bu jangan...

Ibu bawang     : apa dia punya labu yang lebih besar lagi dan berwarna emas?

Bawang putih  : ya ...dia punya....

Ibu bawang     : kalau begitu…bawang merah cepat kau temui nenek itu dan minta labunya!

Bawang merah : baiklah bu

 

*Ibu Bawang menaruh Labu emas itu di kamarnya. Peri pun datang dan menolong bawang putih

 

Peri               : Heh..enak saja. Bawang Putih yang dapat kok, Bawang Merah yang

menguasainya. Ihh dasar serakah..

 

*Peri pun mengembalikan labu emas Bawang Putih kepada Bawang Putih.

 

Peri               : (Muncul di hadapan Bawang Putih)

Bawang Putih  : Wah.. Peri~

Peri               : Haii Bawang Putih, coba lihat ini.. (menunjukkan labu emas Bawang Putih)

Bawang Putih  : Wah.. ini kan... ini kan Labu-ku,Peri~

Peri               : Iya kau betul sekali. Nah, ambillah ini, ini milikmu. Tapi dengan satu syarat..

Bawang Putih  : Apa itu syaratnya?

Peri               : Jangan sampai ketahuan oleh Ibu Tirimu itu ya...

Bawang Putih  : Baik Peri~

 

*Peri pun menghilang. Dan bawang merah pun melakukan hal yang sama seperti bawang putih,ia menghanyutkan bajunya dan pergi kerumah nenek

 

Bawang merah           : hey,nenek bukalah pintunya!

Nenek           : ada apa nak? kau sangat tidak sopan!

Bawang merah           : apa kau menemukan baju ku yang hanyut?

Nenek           : ya aku menemukannya

Bawang merah : kalau begitu berikan aku bajuku dan labu emas itu!

Nenek           : baiklah,dengan syarat kau harus membersihkan rumahku!

Bawang merah : uhhhhh…. Baiklah

 

*bawang merah pun membersihkan rumah nenek  sambil marah-marah,tidak seperti bawang putih ,bawang merah tidak membersihkannya hingga bersih. Membuat nenek sangat kesal

 

Bawang merah           : hey nenek tua, pekerjaan ku sudah selesai,cepat berikan baju dan...labu emas itu!

Nenek           : dasar anak cerewet,baiklah ini labunya

Bawang merah           : ah akhirnya….. labu ini milikku!

 

*bawang merah melewati jalan yang sama dengan yang dilewati bawang putih untuk pulang. Ditengah hutan pun ia juga bertemu dengan pangeran yang sedang berburu.

 

Bawang merah : astaga! Apa kau pangeran? Aku senang sekali bertemu denganmu

Namaku bawang merah,salam kenal pangeran

Pangeran        : kau gadis yang membawa labu.. apa kau gadis yang menabrakku waktu itu?

Bawang merah : apa maksudmu pangeran? Aku tidak mengerti….ah

Bagaimana kalau pangeran berkunjung kerumahku? Mau ya!?

Pangeran        : baiklah, boleh saja

 

*Dalam perjalanan bawang merah terus menceritakan tentang dirinya. Pangeran merasa bawang merah bukanlah gadis labu yang ia maksud.

Bawang merah : ibu!ibu! lihat siapa yang datang! Pangeran!

Ibu bawang     : wah! Pangeran,saya sangat merasa terhormat anda bisa datang kemari

Pangeran        : ah…terima kasih

Ibu bawang     : hey bawang putih,siapkan tamuku makanan dan minuman!

Bawang Bombay         : wah! Bawang merah kau hebat bisa membawa pangeran ke sini.

Bawang merah : tentu saja. Kan pangeran dan aku sudah ditakdirkan untuk bersatu,

ya kan pangeran?

Pangeran        : ahaha,terserah deh

Ibu bawang     : pangeran permisi sebentar,saya akan menyajikan makanan dan minuman untuk

anda..

 

* ibu bawang pergi ke dapur dan menemui bawang putih

 

Ibu bawang     : hey kau anak pemalas,lama sekali membuatkan tamuku makanan dan minuman

Bawang putih  : maaf bu,memangnya siapa tamu nya?

Ibu bawang     : pangeran,memangnya kau mau apa?

Bawang putih  : apa pangeran? Kenapa seorang Pangeran bisa datang kesini?

Ibu bawang     : Bawang Merah-lah yang membawanya kesini. Pangeran dan Bawang Merah

adalah pasangan yang cocok

Bawang Putih  : Ibu.. bolehkah aku bertemu dengan Pangeran?

Ibu Bawang     : Tidak bisa. Kau ini kotor, jelek dan apalah itu. Kau tidak pantas menemui seorang

Pangeran yang mulia itu.

 

*Mendengar perkataan Ibu Tirinya itu, Bawang Putih menangis dan berlari menuju sungai. Peri pun menolong bawang putih,ia muncul saat pangeran dan ibu bawang berbincang-bincang

 

Peri               : pangeran…pangeran apa kau bisa mendengarku? pangeran? pangeran?

Apa kau tuli!? Hey,bodoh,dengar aku tidak!?

 

*pangeran terdiam,ada suara yang memanggilnya. Pangeran bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang memangginya bodoh

 

Peri               : dengarkan aku pangeran,dirumah ini ada gadis labu yang kau caridan namanya....

Pangeran        : apa disini ada gadis labu?

Peri               : dasar bodoh,aku kan belum selesai ngomong,lagipula,kau bertanya tentang

gadis labu yang kau maksud, mana mungkin mereka mengerti!

Ibu bawang     : ah..pangeran ini bicara apa ,mana ada gadis labu disini

Bawang merah : pangeran ini hanya aku yang membawa labu

Peri               : pangeran apa kau yakin dialah gadis yang kau cari?

Di rumah ini masih ada seorang gadis lagi,namanya bawang putih

Pangeran        : Apa disini ada yang bernama bawang putih?

 

*mendengar pertanyaan itu mereka berkeringat,mereka pun berbohong  kepada pangeran

 

Ibu bawang     : ba…bawang putih ya…dia hanya pesuruh di rumah kami

Bawang Bombay         : itu benar pangeran, dia hanya pembantu

Bawang merah           : pangeran untuk apa kau tanya kan tentang dia?lebih baik,

bertanya tentang diriku saja

Peri               : mereka berbohong pangeran, jika kau benar-benar ingin

bertemu dengannya,ikuti saranku. Gadis yang membawa labu yang asli,jika

labunya dibelah akan ada emas didalamnya,jika bukan didalamnya akan ada ular

Pangeran        : Baiklah. (Menoleh ke arah labu yang dibawa Bawang Merah) Bolehkah aku me-

lihat isi labu emas itu?

 

*pangeran pun mengikuti saran peri,ia meminta labu yang dipegang bawang merah untuk dibelah,alangkah terkejutnya mereka,didalam labu yang dibelah itu ada ular,pangeran pun semakin yakin bahwa bawang merah bukanlah gadis yang ia maksud

 

Ibu bawang,bawang merah dan bawang Bombay : hiyyyyyyyyyaaaaa!!! Ular!ular! (Melempar labu itu

                    kepojokan dan membakarnya)

Pangeran        : jadi kau membohongi ku ya! Kau bilang tidak ada gadis lain lagi dirumah ini!

Bawang merah : tapi pangeran,itu karena aku suka padamu!

 

*Pangeran pun meninggalkan mereka bertiga. Ia berlari mencari bawang putih Karena mereka membakar labunya, labu itu terbakar dan menyebabkan kebakaran di rumanhnya mereke bertiga pun keluar untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, harta benda mereka ikut terbakar hingga tak tersisa satupun

 

Pangeran        : bawang putih!bawang putih! Dimana kau?

Peri               : hey,pangeran..ikutilah kata hatimu. Disanalah kau akan bertemu dengannya

                    (Menunjuk ke arah seorang gadis di tepi sungai)

 

*pangeran melangkah sedikit-demi sedikit,iapun melihat bayangan seorang gadis,ia pun menepuk bahu gadis itu,si gadis itupun menoleh

 

Bawang putih dan pangeran : kau!

Bawang putih  : (Menundukkan kepala) Maafkan saya... yang waktu itu...

Pangeran        : Iya aku juga minta maaf. Namamu siapa?

Bawang Putih  : Saya Bawang Putih tuan, tuan sendiri siapa?

Pangeran        : hey,aku ini pangeran tahu! Masa kau tidak mengenalku?

Bawang putih  : haah…kau..seorang.. pangeran? Benarkah?

Pangeran        : Ialah benar. Aku ini seorang pangeran.

Bawang putih  : Hahh.. Maafkan saya tuan. Saya tidak tahu.

Pangeran        : ah sudahlah…oh ya aku ingin tahu isi labu itu,apa isinya?

Bawang putih  : Memangnya kenapa tuan?

Pangeran        : Ingin memastikan saja. Apakah kau benar Bawang Putih yang disebutkan oleh

Peri itu!

Bawang Putih  : Baiklah... Silahkan

 

*pangeran pun membelah labu itu dan,isinya adalah emas …pangeran dan bawang putih terkesima melihatnya

 

Pangeran        : WOW.. ternyata berisi emas!

Bawang putih  : wahh...

Pangeran        : jadi kau benar,,  kau gadis yang membawa labu waktu itu.

Bawang putih  : (tersenyum malu)

Pangeran        : oh.. hahahahaha (tertawa geli)

Peri               : Kalian! Kenapa kalian tidak menikah!?Seharusnya kan kalian saling mencintai!

Lalu buat apa aku susah-susah menolong kalian,kalau akhirnya seperti ini!

Bawang putih dan pangeran : Ayolah peri, kami kan masih remaja

 

*akhirnya pangeran dan bawang putih pun hidup bahagia. Mereka berdua menjadi sahabat yang sangat akrab dan tetap saling menyayangi Peri mencari pasangan lain untuk disatukan,ia trauma dengan kejadian mereka berdua. Dan ibu bawang dan bawang merah jatuh miskin dan bawang Bombay menghianati bawang merah.

 

PESAN MORAL

Pesan moral yang dapat di ambil dari kisah ini:

Apa yang kamu tabur itu juga yang akan kamu tuai,, jika kamu menabur yang baik kamu juga akan menuai yang baik ,

Keserakahan adalah perbuatan yang sangat tidak bermoral dan akan merugikan orang lain

Berbuat kasar kepada orang lain, selain akan menyakiti fisiknya juga akan menyakiti batinnya, jadi kita harus menjaga perasaan seseorang yang kita kenal

 

Sekian dan terimakasih :)

Komentar