Hai...
Hai...
Hai...
Alhamdulillah, masih bisa up postingan di blogger ini. Semoga tulisan ini banyak yang visit yaa...
Dan bagi para pembaca setia blog ini harap di up tulisan-tulisan yang ada disini agar teman-teman ataupun saudara-saudara kalian bisa tahu tentang ke-eksis-an blog ini.
Postingan kali ini saya ingin membagikan tulisan dialog naskah drama yang pada jaman dahulu saya perankan saat SMA, yaitu cerita legendaris Bawang Putih dan Bawang Merah.
Siapa sih yang tidak mengetahui cerita legendaris ini?
Di cerita karya saya dan teman-teman waktu SMA ini agak sedikit berbeda, cerita disini disertai bumbu-bumbu penyedap yang membuat cerita ini menarik.
Disini saya juga menulis sesuai format penulisan naskah drama yang baik yaitu meliputi, judul, poster, peran dan karakter, pesan moral, dan lain sebagainya.
Daripada lama-lama yuk boleh dilihat naskah drama nya.
SUSUNAN KEPANITIAAN
Penanggung Jawab : Beltri Sinuhaji
Sutradara : Novi Indah Lestari
Penulis Naskah : Rachmah Setya Utami
Ina Nurcahyani
Narator : Mima Utami Rahayu
Nida Muchlisona
Seksi Dekorasi & Audio : Bernike Risma
Mutiara Dwiarum
Seksi Kostum & Penari : Dini Rahmasari
Devi Nurdiyani
KARAKTER – PERAN
No |
Nama |
Peran |
Karakter |
Point |
1 |
Devi Nurdiyani |
Sebagai Bawang Putih |
Gadis yang polos dan lugu |
|
2 |
Rachma Setya Utami |
Sebagai Bawang Merah |
Gadis yang manja yang selalu iri kepada Bawang Putih |
|
3 |
Novi Indah Lestari |
Sebagai Ibu Bawang Merah |
Ibu yang jahat dan serakah yang menginginkan harta |
|
4 |
Mutiara Dwiarum |
Sebagai Peri |
Peri yang baik hati untuk membantu Bawang Putih dan Pangeran |
|
5 |
Ina Nurcahyani |
Sebagai Nenek |
Baik dan peka terhadap orang lain |
|
6 |
Bernike Risma |
Sebagai Pangeran |
Orang yang percaya diri tinggi, suka penasaran |
|
7 |
Dini Rahmsari |
Sebagai Bawang Bombay |
Orang licik, dan bermuka dua |
|
8 |
Mima Utami Rahayu |
Sebagai Ibu Daun Bawang |
Penyayang, ramah, dan sabar |
|
9 |
Nida Muchlisona |
Sebagai Cabe Baik |
Setia kawan |
|
SINOPSIS CERITA BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
Disuatu desa ada sebuah keluarga, yaitu keluarga Bawang, Ayah Bawang Goreng, Ibu Bawang Daun dan anaknya yang baik yang bernama Bawang Putih.
Suatu hari Ibu Bawang Daun diracuni oleh Ibu Bawang sehingga meninggal. Dan Ayah Bawang Putih pun diracuni oleh Ibu Bawang. Mereka melakukan itu agar dapat menguasai hartanya
Suatu ketika Bawang Putih mencuci baju Ibu Tirinya dan di hanyutkan oleh Bawang Bombay. Dia menemukan bajunya ditangan seorang nenek dan Bawang Putih pun diberi sebuah labu emas. Dan setelah Bawang Merah tau bahwa labunya berwarna emas. Bawang Merah pun menginginkan itu. Dan melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih.
Dan Peri pun membantu Pangeran untuk mencari si Gadis Labu yang ternyata Bawang Putih. Dan saat mereka bertemu mereka bersahabat dan hidup bahagia.
DIALOG
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
*Jaman dahulu kala, di sebuah desa yang bernama desa “BUMBU” tinggalah sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan Bawang putih.
BABAK I
Ayah Bawang : Bu , nak , Ayah pamit kerja ya. Hati – hati di rumah.
Ibu Daun Bawang : iya hati – hati di jalan. Nanti bawang putih mengantarkan makan siang untukmu
ke pasar.
Bawang putih : semoga jualan ayah laku ya.
Ayah bawang pun pergi ke pasar untuk berdagang di toko besarnya.
Bawang putih : bu, bawang putih pergi ke sungai dulu ya bu
Ibu daun bawang : ya hati – hati ya nak.
Bawang putih pun pergi ke sungai untuk mencuci.Di balik pohon bawang merah dan ibunya pun tersenyum jahat.
BABAK II
Ibu bawang merah: Ini saatnya kita menjalankan rencana.
Bawang merah : ya benar bu ! ayo cepat selagi,Ibu bawang Putih lagi sendiri tuh!
Ibu bawang merah: selamat pagi bu. Sendirian aja nih?
Ibu bawang Daun : eh ibu~ iya nih. Kenapa bu?
Bawang merah : ini bi, kami bawakan nasi goreng yang sangat enak!
Ibu bawang merah: iya bu. Habiskan ya, saya khusus membuatkannya untuk ibu.
Ibu bawang Daun : wah~ sepertinya enak sekali. Terima kasih ya.Saya pasti menghabiskannya.
Ayo makan bersama~
Bawang merah : ah bi, kami sudah makan. Lebih baik bibi saja.
Ibu bawang merah: kita pulang dulu ya. Permisi...
Ibu Bawang Daun : Terima kasih ya.
*Ibu bawang daun pun memakan nasigoreng itu
Ibu bawang merah : HAHAHAHAHA rasain kamu ! sebentar lagi suamimu akan menikahkanku !
hartanya akan menjadi milikku!
Bawang merah : rasain! Dan ini kesempatanku untuk menyiksa bawang putih!
*Pada saat itu juga Ibu bawang daun tewas di tempat. Melihat Bawang Putih dan Ayah Bawang Goreng yang baru datang dan langsung berlari menuju Ibunya, Ibu Bawang dan Bawang Merah pun bersembunyi
Bawang putih : Ibu !!!! IBU !!! IBUUUUUUUUUUUUUUU!!! Bangun!!!
Ayah Bawang : Ada apa ini? Hah?! Istriku... istriku
Bawang Putih : Ayah... Ibu Yah.. Ibu... huhuhu.. Bangun Bu...
*Setelah ibu bawang daun meninggal, Ibu Bawang dan Bawang Merah berpura-pura menangisi kematian Ibu Bawang Daun
Ibu Bawang : Aduhhh, kasihan sekali kamu Bawang Putih, saya turut berduka cita ya Sayang.... huhuhuhu
Bawang Merah : Iya, saudaraku... Sabar ya.... huhuhuhu
*Setelah rencana Ibu Bawang dan Bawang Merah berhasil, mereka berdua membujuk Bawang Putih dan Ayah Bawang Goreng untuk menikah dengan Ibu Bawang. Karena dengan kebohongannya yang cerdik, Bawang Merah dan Ibu Bawang berhasil menikah dengan Ayah Bawang Putih
Ayah bawang : saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat
bumbu dapur di bayar tunai.
Penghulu : bagaimana saksi ? sah??
Saksi : saaaaaah~ alhamdulilah.
Beberapa hari kemudian..
BABAK III
Ibu bawang Merah: bawang merah, cepat bersihkan lantai ini sampai benar bersih, ya nak..
Bawang merah : ya!
Bawang putih : biar aku bantu ya..
Bawang merah : tidak usah!
Ibu bawang merah: sudah sudah, bawang putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan ayah.
Ayah bawang : ah~ aku harus pergi ke pasar.
Ibu bawang merah: hmmm~ sebaiknya minum teh dulu.
Bawang merah : Ayo cepet kita ke sungai!
Bawang putih : untuk apa ?
Bawang merah : Sudah ayo ikut aku !!
*Bawang putih dan bawang merah pun pergi ke sungai lalu ayah bawang meminum teh itu dan mati di tempat.Ternyata teh yang diberi oleh ibu bawang merah telah diberi racun sehingga ayah bawang langsung mati. Ibu bawang ingin menguasai harta dari ayah bawang sendirian.
Ibu bawang : RASAIN KAU !! sekarang semuanya menjadi milikku ! haha.
*Sepulangnya bawang putih dan bawang merah dari sungai bawang putih terkejut karena ayahnya sudah terbujur kaku di rumahnya.
Bawang putih : AYAAAAAAAAAAAH !!! ayah bangun – bangun !!
Bawang merah : Ayahh.... huhuhuhu
Peri : Kasihan sekali bawang putih... lihat saja. Kelak akan ada bencana yang
menghampiri bawang merah dan ibunya. Kaerna semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal. *triiiing.
*Setelah ayah bawang putih meninggal, bawang putih selalu di di bentak-bentak di rumahnya sendiri.
Ibu bawang : heh heh ! tuh masih ada yang kotor ! yang bener doong !!!!
Bawang merah : kalo nyapuu itu harus sampai bersih. (sambil terus menjatuhkan tisu tisu di lantai)
Bawang putih : bawang merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau terus mengotorinya
seperti ini.
Ibu bawang : hey sudah! Kau jangan bicara kerjakan saja yang benar!
Bawang merah : dan jangan lupa cucikan semua bajuku ! nih! (sambil melempar baju ke
Bawang Putih)
Ibu Bawang : sudah yuk nak, kita jalan-jalan saja...
Bawang Merah : Ayo bu.... dha-dha Bawang Putih.. (melambai dengan senyuman jahat)
*Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan – jalan ke pasar sedangkan bawang putih harus membereskan pekerjaan rumah.
BABAK IV
*Saat di sungai bawang putih dan cabe bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay adalah teman baik bawang merah.
Bawang putih : apa kabar bawang bombay ?
Bawang Bombay : tadinya baik. Karna ada kau jadi buruk !
Cabe baik : biasa aja deh ! bawang putih kan nanya baik – baik !
Bawang Bombay : diem deh kamu ! heh bawang putih, itu baju milik ibu tirimu ya ?
Bawang putih : iya memangnya kenapa ?
Bawang Bombay : pinjam dong.
Bawang putih : untuk apa ?
Bawang Bombay : untuk di hanyutkan. (menghanyutkan baju milik ibu bawang )
Cabe baik : hey kau !! apa salah bawang putih !!
Bawang putih : kenapa kau melakukannya ? cabe baik bantu aku mengejar baju hanyut itu.
Bawang Bombay : maaf ya bawang putih yang malang. Ini kulakukan agar kau dimarahi oleh ibu
bawang. HAHAHAHAHAHA
*Bawang putih dan cabe baik pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana.
Cabe baik : kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu.
Bawang putih : bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku.
Cabe baik : sudahlah lebih baik kita pulang dulu.
*Bawang Putih pun masih terus mencari baju itu, tetapi hari semakin malam. Bawang Putih pun memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. Ibunya pun heran karena Bawang Putih tidak membawa pakaian
Ibu bawang : Heh! Dari mana saja kamu? Sudah larut bergini. Hmm... mana bajunya?
Bawang Putih : Ba.. ba..bajunya..bajunya hanyut, bu....
Ibu bawang : Apa?! DASAR ANAK CEROBOH !!
Bawang putih : ma..ma..maafkan saya buu...
Bawang merah : maaf maaf ! cari baju itu sampai ketemu !!
Ibu bawang : heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN !!
*Dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu sampai larut malam.
Bawang putih : bagaimana ini, sudah larut, tapi baju itu belum di temukan.
Peri : Heii.... Bawang Putih~~
*Bawang Putih yang kaget dengan suara yang memanggil namanya. Dan mencari sumber suara itu
Bawang putih : suara siapa itu ?
Peri : Heiii.. bawang putih... aku disini...
Bawang Putih : siapa kau? penyihir ? Hi…seram
Peri : Bawang putih... aku adalah peri... juga temanmu...
Bawang putih : benarkah kau seorang peri? Serius?
Peri : Beneran! Percaya deh... Aku akan membantumu untuk menemukan bajumu yang
hanyut.
Bawang Putih : Jadi apa yang harus aku lakukan agar bisa menemukan baju ibu tiriku?
Peri : Nah... kalau begitu pergilah kau kesebuah hutan temui seorang nenek
yang rumahnya berada di tepi sungai.
*Bawang putih dan peri pun segera pergi ke hutan dan menemukan sebuah rumah tua yang berada di tepi sungai
Bawang putih : peri~ disinikah rumah nenek itu?
Peri : cobalah masuk...ketuklah pintunya…berjuanglah Bawang Putih... *tringg*
*bawang putih pun mengetuk pintu rumah nenek itu…
Nenek : siapakah kamu,,yang mengetuk pintu rumah saya…???
Bawang putih : saya adalah bawang putih ,,apakah nenek melihat baju yang hanyut di tepi
sungai ini????
Nenek : OHH.baju itu.. iyah tadi aku mengambilnya dari tepi sungai..
Bawang putih : boleh kah aku membawa pulang kembali baju itu????
Nenek : boleh ..namun dengan syarat kau harus membersihkanrumahku hingga bersih
*Mendengar perkataan nenek itu,, bawang putih pun berpikir sejenak dan akhirnya memutuskan ..SESUATU….`
Bawang putih : Baikah,,aku mau membersihkan rumah mu,nek..
*karena melihat kesungguhan hati bawang putih, nenek itu berpikir untuk memberikan sebuah hadiah…
Bawang putih : nek ,, aku sudah selesai membersihkan rumah mu..
boleh aku membawa baju itu,..
Nenek : baiklah… karena keikhlasan hatimu..aku akan memberikan sesuatu untukmu.
[menunjukan dua buah labu] Pilihlah nak manakah yang mau kau ambil.
Bawang putih : Aku memilih yang ini saja nek.... (mengambil Labu yang kecil)Aku pulang dulu ya
Nek, Nenek baik-baik dirumah...
*bawang putih segera berpamitan kepada nenek,ia pun segera pulang. Dalam perjalanan pulang ia melewati hutan yang gelap,karena hutan terlalu gelap,ia bertabrakan dengan seorang pemuda yang sedang memanah hingga labunya terjatuh
Pangeran : aduhh….sakit tahu !
Bawang putih : ma..ma..maaf-maaf..
*ternyata bawang putih menabrak seorang pangeran
Pangeran : uhhhh,hey punya mata tuh dipake! Jadi kotor deh ! (Membersihkan pakaiannya).
Memangnya sedang apa sih kau di tengah hutan seperti ini?
Bawang putih : maaf tuan. Tadi saya buru-buru...
Pangeran : (mengambil labu yang ada di tanah)...hmmm ini punyamu...
Bawang putih : .....
Pangeran : kau ini... dengar tidak sih aku ngomong?
*tiba-tiba Bawang Putih merebut labunya yang ada di tangan pangeran, lalu pergi tanpa sepatah kata pun
Pangeran : heeeyy!!! Tunggu kau!!!..aduh kakiku..
*bawang putih pun segera bergegas meninggalkan pangeran. Pangeran mengikutinya, namun karena Bawang putih berlari dengan cepat ia pun kehilangan jejaknya.
BABAK V
*bawang putih sampai dirumah,sesampainya dirumah ia langsung menemui ibunya untuk memberikan bajunya
Bawang putih : maaf bu saya terlambat... ini bajunya bu
Ibu Bawang : hey,kau dasar lamban, menemukan baju saja lama sekali
Bawang merah : hey, apa yang kau bawa itu? sebuah labu?
bawang putih : ya,ini pemberian nenek di tepi sungai
bawang merah : WOW! Ibu..ibu lihat ini labu emas cantik sekali
ibu bawang : benar! Darimana kau mendapatkannya,hah? Beritahu kami!
Sini biar Ibu lihat (merebut labu emas dari tangan Bawang Putih)
Bawang putih : saya dari seorang nenek di tepi sungai dekat hutan...bu jangan...
Ibu bawang : apa dia punya labu yang lebih besar lagi dan berwarna emas?
Bawang putih : ya ...dia punya....
Ibu bawang : kalau begitu…bawang merah cepat kau temui nenek itu dan minta labunya!
Bawang merah : baiklah bu
*Ibu Bawang menaruh Labu emas itu di kamarnya. Peri pun datang dan menolong bawang putih
Peri : Heh..enak saja. Bawang Putih yang dapat kok, Bawang Merah yang
menguasainya. Ihh dasar serakah..
*Peri pun mengembalikan labu emas Bawang Putih kepada Bawang Putih.
Peri : (Muncul di hadapan Bawang Putih)
Bawang Putih : Wah.. Peri~
Peri : Haii Bawang Putih, coba lihat ini.. (menunjukkan labu emas Bawang Putih)
Bawang Putih : Wah.. ini kan... ini kan Labu-ku,Peri~
Peri : Iya kau betul sekali. Nah, ambillah ini, ini milikmu. Tapi dengan satu syarat..
Bawang Putih : Apa itu syaratnya?
Peri : Jangan sampai ketahuan oleh Ibu Tirimu itu ya...
Bawang Putih : Baik Peri~
*Peri pun menghilang. Dan bawang merah pun melakukan hal yang sama seperti bawang putih,ia menghanyutkan bajunya dan pergi kerumah nenek
Bawang merah : hey,nenek bukalah pintunya!
Nenek : ada apa nak? kau sangat tidak sopan!
Bawang merah : apa kau menemukan baju ku yang hanyut?
Nenek : ya aku menemukannya
Bawang merah : kalau begitu berikan aku bajuku dan labu emas itu!
Nenek : baiklah,dengan syarat kau harus membersihkan rumahku!
Bawang merah : uhhhhh…. Baiklah
*bawang merah pun membersihkan rumah nenek sambil marah-marah,tidak seperti bawang putih ,bawang merah tidak membersihkannya hingga bersih. Membuat nenek sangat kesal
Bawang merah : hey nenek tua, pekerjaan ku sudah selesai,cepat berikan baju dan...labu emas itu!
Nenek : dasar anak cerewet,baiklah ini labunya
Bawang merah : ah akhirnya….. labu ini milikku!
*bawang merah melewati jalan yang sama dengan yang dilewati bawang putih untuk pulang. Ditengah hutan pun ia juga bertemu dengan pangeran yang sedang berburu.
Bawang merah : astaga! Apa kau pangeran? Aku senang sekali bertemu denganmu
Namaku bawang merah,salam kenal pangeran
Pangeran : kau gadis yang membawa labu.. apa kau gadis yang menabrakku waktu itu?
Bawang merah : apa maksudmu pangeran? Aku tidak mengerti….ah
Bagaimana kalau pangeran berkunjung kerumahku? Mau ya!?
Pangeran : baiklah, boleh saja
*Dalam perjalanan bawang merah terus menceritakan tentang dirinya. Pangeran merasa bawang merah bukanlah gadis labu yang ia maksud.
Bawang merah : ibu!ibu! lihat siapa yang datang! Pangeran!
Ibu bawang : wah! Pangeran,saya sangat merasa terhormat anda bisa datang kemari
Pangeran : ah…terima kasih
Ibu bawang : hey bawang putih,siapkan tamuku makanan dan minuman!
Bawang Bombay : wah! Bawang merah kau hebat bisa membawa pangeran ke sini.
Bawang merah : tentu saja. Kan pangeran dan aku sudah ditakdirkan untuk bersatu,
ya kan pangeran?
Pangeran : ahaha,terserah deh
Ibu bawang : pangeran permisi sebentar,saya akan menyajikan makanan dan minuman untuk
anda..
* ibu bawang pergi ke dapur dan menemui bawang putih
Ibu bawang : hey kau anak pemalas,lama sekali membuatkan tamuku makanan dan minuman
Bawang putih : maaf bu,memangnya siapa tamu nya?
Ibu bawang : pangeran,memangnya kau mau apa?
Bawang putih : apa pangeran? Kenapa seorang Pangeran bisa datang kesini?
Ibu bawang : Bawang Merah-lah yang membawanya kesini. Pangeran dan Bawang Merah
adalah pasangan yang cocok
Bawang Putih : Ibu.. bolehkah aku bertemu dengan Pangeran?
Ibu Bawang : Tidak bisa. Kau ini kotor, jelek dan apalah itu. Kau tidak pantas menemui seorang
Pangeran yang mulia itu.
*Mendengar perkataan Ibu Tirinya itu, Bawang Putih menangis dan berlari menuju sungai. Peri pun menolong bawang putih,ia muncul saat pangeran dan ibu bawang berbincang-bincang
Peri : pangeran…pangeran apa kau bisa mendengarku? pangeran? pangeran?
Apa kau tuli!? Hey,bodoh,dengar aku tidak!?
*pangeran terdiam,ada suara yang memanggilnya. Pangeran bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang memangginya bodoh
Peri : dengarkan aku pangeran,dirumah ini ada gadis labu yang kau caridan namanya....
Pangeran : apa disini ada gadis labu?
Peri : dasar bodoh,aku kan belum selesai ngomong,lagipula,kau bertanya tentang
gadis labu yang kau maksud, mana mungkin mereka mengerti!
Ibu bawang : ah..pangeran ini bicara apa ,mana ada gadis labu disini
Bawang merah : pangeran ini hanya aku yang membawa labu
Peri : pangeran apa kau yakin dialah gadis yang kau cari?
Di rumah ini masih ada seorang gadis lagi,namanya bawang putih
Pangeran : Apa disini ada yang bernama bawang putih?
*mendengar pertanyaan itu mereka berkeringat,mereka pun berbohong kepada pangeran
Ibu bawang : ba…bawang putih ya…dia hanya pesuruh di rumah kami
Bawang Bombay : itu benar pangeran, dia hanya pembantu
Bawang merah : pangeran untuk apa kau tanya kan tentang dia?lebih baik,
bertanya tentang diriku saja
Peri : mereka berbohong pangeran, jika kau benar-benar ingin
bertemu dengannya,ikuti saranku. Gadis yang membawa labu yang asli,jika
labunya dibelah akan ada emas didalamnya,jika bukan didalamnya akan ada ular
Pangeran : Baiklah. (Menoleh ke arah labu yang dibawa Bawang Merah) Bolehkah aku me-
lihat isi labu emas itu?
*pangeran pun mengikuti saran peri,ia meminta labu yang dipegang bawang merah untuk dibelah,alangkah terkejutnya mereka,didalam labu yang dibelah itu ada ular,pangeran pun semakin yakin bahwa bawang merah bukanlah gadis yang ia maksud
Ibu bawang,bawang merah dan bawang Bombay : hiyyyyyyyyyaaaaa!!! Ular!ular! (Melempar labu itu
kepojokan dan membakarnya)
Pangeran : jadi kau membohongi ku ya! Kau bilang tidak ada gadis lain lagi dirumah ini!
Bawang merah : tapi pangeran,itu karena aku suka padamu!
*Pangeran pun meninggalkan mereka bertiga. Ia berlari mencari bawang putih Karena mereka membakar labunya, labu itu terbakar dan menyebabkan kebakaran di rumanhnya mereke bertiga pun keluar untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, harta benda mereka ikut terbakar hingga tak tersisa satupun
Pangeran : bawang putih!bawang putih! Dimana kau?
Peri : hey,pangeran..ikutilah kata hatimu. Disanalah kau akan bertemu dengannya
(Menunjuk ke arah seorang gadis di tepi sungai)
*pangeran melangkah sedikit-demi sedikit,iapun melihat bayangan seorang gadis,ia pun menepuk bahu gadis itu,si gadis itupun menoleh
Bawang putih dan pangeran : kau!
Bawang putih : (Menundukkan kepala) Maafkan saya... yang waktu itu...
Pangeran : Iya aku juga minta maaf. Namamu siapa?
Bawang Putih : Saya Bawang Putih tuan, tuan sendiri siapa?
Pangeran : hey,aku ini pangeran tahu! Masa kau tidak mengenalku?
Bawang putih : haah…kau..seorang.. pangeran? Benarkah?
Pangeran : Ialah benar. Aku ini seorang pangeran.
Bawang putih : Hahh.. Maafkan saya tuan. Saya tidak tahu.
Pangeran : ah sudahlah…oh ya aku ingin tahu isi labu itu,apa isinya?
Bawang putih : Memangnya kenapa tuan?
Pangeran : Ingin memastikan saja. Apakah kau benar Bawang Putih yang disebutkan oleh
Peri itu!
Bawang Putih : Baiklah... Silahkan
*pangeran pun membelah labu itu dan,isinya adalah emas …pangeran dan bawang putih terkesima melihatnya
Pangeran : WOW.. ternyata berisi emas!
Bawang putih : wahh...
Pangeran : jadi kau benar,, kau gadis yang membawa labu waktu itu.
Bawang putih : (tersenyum malu)
Pangeran : oh.. hahahahaha (tertawa geli)
Peri : Kalian! Kenapa kalian tidak menikah!?Seharusnya kan kalian saling mencintai!
Lalu buat apa aku susah-susah menolong kalian,kalau akhirnya seperti ini!
Bawang putih dan pangeran : Ayolah peri, kami kan masih remaja
*akhirnya pangeran dan bawang putih pun hidup bahagia. Mereka berdua menjadi sahabat yang sangat akrab dan tetap saling menyayangi Peri mencari pasangan lain untuk disatukan,ia trauma dengan kejadian mereka berdua. Dan ibu bawang dan bawang merah jatuh miskin dan bawang Bombay menghianati bawang merah.
PESAN MORAL
Pesan moral yang dapat di ambil dari kisah ini:
Apa yang kamu tabur itu juga yang akan kamu tuai,, jika kamu menabur yang baik kamu juga akan menuai yang baik ,
Keserakahan adalah perbuatan yang sangat tidak bermoral dan akan merugikan orang lain
Berbuat kasar kepada orang lain, selain akan menyakiti fisiknya juga akan menyakiti batinnya, jadi kita harus menjaga perasaan seseorang yang kita kenal
Sekian dan terimakasih :)
Komentar
Posting Komentar
Upayakan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, terimakasih